7 Tips Buat Ibu Agar Mudah Berkomunikasi dengan Anak Laki-laki ABG nya.

Jumat, 13 September 2019


Berkomunikasi dengan baik berpengaruh besar pada kesuksesan pendidikan anak. Mereka selalu perlu nasihat, arahan, tuntunan, dan teladan dari orang tua. Pada setiap tahapan usia anak membutuhkan perhatian dari orang tua.

Saya ibu lima anak. Tiga usia SD dan dua usia SMA. Berkomunikasi dengan mereka ternyata tidak bisa dengan cara yang sama meski untuk maksud dan tujuan yang sama. Yang paling unik adalah komunikasi dengan anak remaja laki-laki. Sebetulnya bisa disebut gampang-gampang susah. Salah satu karakter perilaku usia anak remaja adalah adanya gap atau jarak psikologis antara orang tua dan anak, meski tidak semua mengalami hal tersebut.

Anak usia remaja sudah bisa mengungkapkan isi hati dan pemikirannya dengan lebih detail disertai alasan dan argumen. Hubungan pertemanan dan lingkungan telah melesatkan kemampuan berpikir dan daya nalarnya. Itulah sebabnya, cara berkomunikasi ibu dengan mereka terutama yang laki-laki kadang jadi sulit karena ibu terbiasa mendampingi mereka sejak lahir dengan perasaan, sedangkan anak laki-laki mereka sudah mulai main logika.

Tidak perlu berkecil hati. Segala kesulitan tentu ada jalan keluarnya. Yuk kita coba cara berikut ini...

1. Jadikan Anak Sebagai Teman.

Perlakukan anak tidak sebagai bawahan yang harus menuruti semua perintah atasan. Berikan arahan awal dan tunjukkan bahwa orang tua ingin anak terlibat dalam pengambilan keputusan. Lakukan perintah sekali saja. Itupun harus berupa ajakan. Berilah pilihan dengan menunjukkan konsekuensi masing-masing. Di usianya saat ini, dia ingin punya pilihan sendiri.

2. Batasi Diri Untuk Tidak Berkomunikasi Langsung Pada Hal-hal Tertentu.

Sekali waktu ibu perlu mengerem diri. Komunikasi tentang hal tertentu kadang lebih lancar bila dilakukan dengan ayah, sebagai sesama lelaki.

3. Selalu Menciptakan Komunikasi Yang Supportif.

Anak remaja paling tidak suka model komunikasi yang menyalahkan atau menjatuhkan. Beri mereka ruang untuk berpendapat dan tunjukkan empati. Alasan logis dan masuk akal akan menggiring mereka mengikuti kemauan orang tua tanpa paksaan.

4. Terbuka Dan Mau Dikoreksi.

Orang tua tak perlu malu disalahkan, bila memang terbukti bersalah. Tak perlu bersikap otoriter. Sikap otoriter hanya akan membuat anak jadi melawan dan takut mengambil keputusan.

5. Bicara Saat Perutnya Kenyang

Terkesan sepele, tetapi ternyata sangat berpengaruh pada caranya konsentrasi mendengarkan ibunya berbicara. Perut yang kenyang juga membuatnya jadi tidak mudah tersinggung.

6. Gunakan Kalimat yang Sederhana

Anak laki-laki, terutama pra remaja, lebih suka bicara to the point. Oleh karena itu, lebih baik menyerderhanakan bahasan lebih padat daripada bicara panjang lebar. Cara ini lebih membuat anak fokus dan lebih mudah merespons sehingga terjadi dialog atau diskusi, bukan monolog yang membuatnya bosan.

7. Kontrol dan Redam Emosi Ibu

Pada kasus tertentu, anak akan bersikap dan bertutur kata yang kurang menyenangkan. Meskipun sudah berusaha komunikasi dengan cara yang baik, tidak jarang anak membuat ibu kesal, sebal, dan marah. Bila tidak menahan diri dari kemarahan saat dialog dengan anak laki-laki ABG, justru akan membuatnya melawan. Kontrol emosi segera dan tidak langsung menghujat. Raih hatinya dan berikan pengertian. Jadikan anak tahu bahwa ibu tetap sayang, meskipun perilakunya salah di mata ibu.

Itulah yang bisa dilakukan oleh seorang ibu dalam berkomunikasi dengan anak remajanya, terutama yang laki-laki. Jangan lupa senantiasa mendo'akan kebaikan bagi mereka agar hati mereka selalu terhubung dengan orang tua, terutama dengan ibu.

#Day9
#ODOP
#EstrilookCommunity
Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9