Pemberdayaan Perempuan ala Indari Mastuti

Kamis, 30 April 2020



Siapa yang tak kenal Indari Mastuti? Perempuan warga Bandung yang ide menulis dan ide bisnisnya tak pernah surut ini sebenarnya seorang ibu rumah tangga biasa. Teh Indari, begitu dirinya biasa dipanggil, menjadi sosok yang luar biasa saat menginspirasi dan menyemangati para perempuan untuk menjadi pribadi berdaya, meskipun "hanya"di rumah saja.
Indscript Creative dan Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDB) adalah bukti keseriusannya menapaki jalan menjadi penulis dan pebisnis berkualitas.

Tentang Indscript Creative

Dunia kepenulisan tidak asing bagi seorang Indari Mastuti. Mulai menulis sejak tahun 2004. Ketika akan menikah tahun 2007, dia menetapkan diri menjadi penulis dan melepas kariernya di dunia telekomunikasi.

Pada tahun 2007, Teh Indari mendirikan Indscript Creative, yang hadir sebagai wadah perempuan, khususnya bagi ibu rumah tangga yang ingin menjadi penulis dan atau pebisnis. Hadir dengan menjadi agen naskah, yaitu menjadi “jembatan” antara penulis dengan penerbit untuk menerbitkan naskah menjadi buku, Indscript menjadi agensi naskah yang siap menampung naskah-naskah potensial dari para penulis untuk di terbitkan bukunya. Naskah tersebut akan disalurkan ke Penerbit Mayor maupun Indie. Seiring dengan kebutuhan konsumen, maka kini Indscript Creative berkembang menjadi Indscript Copywriting dan Indscript Training Center.

Divisi Training Center di Indscript Creative membuka berbagai program training, bertujuan untuk membagikan ilmu dan jaringan pertemanan kepada siapa saja yang ingin menjadi pebisnis atau penulis. Juga ada kelas-kelas online dengan materi yang memang benar-benar dibutuhkan oleh perempuan agar lebih berdaya. Contohnya, Cara Ngomzet 100 juta dari WA doang. Juga ada Sukses Rekrut dan Bina Jaringan For MLM, serta Cara Rekrut 100 Reseller atau Downline dari WA doang.
Indscript Creative juga telah menerbitkan sejumlah buku berkualitas dan produk-produk bisnis yang memudahkan perempuan  menjalani bisnisnya dari rumah.


Sumber foto: www IndscriptCreative.com

Sumber foto: www.IndscriptCreative.com

Sumber foto: www.IndscriptCreative.com

Buku-buku dan produk-produk yang berkaitan dengan bisnis ibu rumah tangga juga dihadirkan Indscript. Setiap launching selalu diserbu peminat.

Sumber foto: FP Indscript Creative

Sumber foto: Instagram Indari Mastuti


Dalam hal penerbitan buku, Indscript Creative merupakan script agency yang menjadi jembatan antara penerbit dengan penulis. Biasanya, penerbit sudah memiliki list judul buku yang harus diproses, tetapi kadang kesulitan mencari penulis yang sesuai berkompeten dan sesuai kebutuhan. Indscript yang akan membantu mencarikan penulisnya. Sebaliknya, bila penulis memiliki naskah, tetapi kebingungan menyalurkannya, Indscript bisa menjadi perantara dalam pendistribusian naskah kepada jaringan penerbit yang dimiliki.

Tentang Sebutan Agensi yang Aneh

Menabrak kebiasaan penerbitan, Indscript sempat dianggap agensi yang aneh. Umumnya penerbit menerima naskah full, kalau Indscript menyerahkan hanya judul buku beserta outline-nya saja. Tidak berhenti sampai di sana. Indscript tidak saja mengurusi pengadaan naskah, tetapi juga melakukan pelayanan hingga buku terbit. Satu per satu Indscript mendaparkan pelanggan. Untuk penulisan biografi, Indscript telah dipercaya menulis kisah beberapa tokoh terkenal, di antaranya tentang Teh Ninih Muthma'innah dan Owner Brownis Amanda adalah tokoh terkenal yang pernah ditulis biografinya.

Indacript menerima jasa penulisan sebagai berikut.
1. Jasa Biografi;
2. Jasa Penerbitan Buku;
3. Jasa Penerbitan Buku Indie;
4. Jasa Penulisan Artikel

Tentang Lahirnya Ibu-ibu Doyan Nulis, Ibu-ibu Doyan Bisnis, Sekolah Perempuan dan Emak Pintar


Tidak membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya Indscript mulai dikenal masyarakat. Kebetulan saya mengenal Indscript pada akhir tahun 2017, ketika Teh Indari sudah jauh membawa Indscript melaju dengan kecepatan tinggi. Sudah pula mengalami jatuh bangun merintis usaha, juga sedang berinovasi terus menerus sambil membangun branding. Saya sempat menjadi salah satu anggota tim penjualan dari Leader Euis Marlina. Dua tahun bergabung membuat saya penasaran ingin mengenal lebih dekat dengan Indscript, bu-ibu Doyan Nulis dan Ibu-ibu Doyan Bisnis, juga Emak Pintar.

Alhamdulillaah, meski tidak aktif di grup, sejak saya bergabung dengan grup-grup itu, motivasi saya untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu terus bertumbuh. Teh Indari adalah salah satu di antara beberapa orang yang berjasa membuat saya mengenal lebih jauh dunia kepenulisan.

Tahun 2010 IIDN dibentuk karena Teh Indari melihat banyaknya permintaan tulisan dari penerbit melebihi jumlah penulis. Hal ini yang mendasarinya mengajak para perempuan Indonesia menggali potensi dan menyebarkan kebaikan melalui tulisan.

Sumber foto: Instagram IIDN


Cita-cita Teh Indari kemudian diwujudkan dengan membuat komunitas IIDN melalui Facebook, bulan Mei 2010. Dalam waktu sebulan, grup ini sudah memiliki anggota sebanyak 1.000 ibu. Saat ini sudah sekitar 21.000 orang tercatat sebagai anggota. Bahkan, telah dibentuk koordinator di beberapa kota. Anggotanya ada yang ingin belajar menulis, ada juga yang memang penulis, tetapi tidak mengerti bagaimana mempublikasikan tulisannya.

Adapun lini bisnis Indscript Creative adalah sebagai berikut.

1. Indscript Writing
Sumber foto: www.IndscriptCreative.com
Indscript Writing adalah lini dari Indscript Creative yang berfokus pada dunia kepenulisan. Sebelumnya bernama Indscript Copywriting.
Tahun 2013, Indscript Creative mendirikan Sekolah Perempuan, sebagai wadah belajar menulis bagi perempuan, yang juga memfasilitasi pesertanya menerbitkan buku.

Setelah mengawal lebih dari 20 angkatan, kini Sekolah Perempuan berdiri sendiri sebagai Yayasan Sekolah Perempuan Indonesia, yang kegiatannya diselenggarakan secara online di channel Telegram gratis.

Sumber foto: Instagram Indari Msstuti.


Bukuin Aja adalah program baru yang dilaunching sekitar Oktober 2019. Dengan harapan ingin menjadi jalan bagi para penulis pemula atau bagi mereka yang naskahnya belum diterima agar dapat menerbirkan bukunya dengan  biaya terjangkau.

2. Indscript Businesswoman University (IBU)
 
Sumber foto: www.IndscriptCreative.com


Indscript Training Center hadir tahun 2014 dan turut menjadi bagian dari bisnis Indscript Creative. Materi yang diberikan dalam Indscript Training Center adalah sharing pengalaman Teh Indari dalam membangun dan mengembangkan bisnis.

Namun, mulai Agustus 2019, Indscript Training Center resmi berubah nama menjadi Indscript Business Woman University atau disingkat IBU, dengan menbawa konsep simply digital for mom, yang menjadi wadah bagi para ibu untuk belajar produktif dengan berbisnis dari rumah. Training online terbaru yang sedang berjalan hingga beberapa angkatan adalah kelas BOW (Bimbingan Optimasi WhatsApp), dan LAAF (Learning All About Facebook).

Kedua training ini booming hingga hari ini. Pesertanya selalu melipah di tiap angkatan. Saya pernah ikut mencicipi kelas BOW, di angkatan 5. Kelas khusus emak-emak itu memang efektif menambah jaringan pertemanan, menambah pengalaman, sekaligus menambah omzet.

Ada juga beberapa kelas yang tidak dibandrol harga tertentu alias bayar seikhlasnya. Membidik target ibu rumah tangga yang sering kali harus "mengalah" dengan berbagai  kebutuhan domestik, training indscript terbilang sukses menjaring banyak peserta dalam setiap launching.

3. Indblack


Sumber foto: Instagram Indblack

Dunia fashion juga dilirik Teh Indari. Berbekal riset terus menerus dan memberdayakan pengrajin sepuratan Bandung, perempuan kreatif ini menghadirkan handsock premium, penutup tangan dengan aksen payet nan mewah dengan harga berani. Inovasi tiada henti di bisnis penulisan diterapkannya juga di lini bisnis yang satu ini. Keunikan berkelas menjadi ciri khas handsock khusus warna hitam ini.

4. Kunikita


Sumber foto: Instagram Kunikita



Kunikita adalah platform yang menyatukan brand-brand produk muslim dan reseller dalam sebuah aplikasi. Dengan membayar hanya Rp. 150.000, siapa saja sudah bisa langsung berjualan, dengan bonus bonus ghijab dan aplikasi.

Tentang 13 Tahun Indscript Creative

Memasuki 13 tahun usia Indscript Creative dan 10 tahun IIDN, Teh Indari makin menguatkan tekadnya untuk menebar manfaat seluas-luasnya, khususnya bagi perempuan Indonesia. Indscript telah menghasilkan lebih dari 4.000 buku yang diterbitkan oleh penerbit besar, seperti Gramedia Pustaka dan Elex Media.

Yang menarik, Indscript telah melakukan banyak hal besar untuk perempuan Indonesia, yaitu pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi lansia, dan berbagai kegiatan donasi lainnya. Luar biasa. Upaya meningkatkan kemanpuan diri, melambungkan bisnis, dan meningkatkan profit diiringi dengan kepedulian terhadap sesama.

Sumber foto: Facebook Indari Mastuti


Saat terjadi pandemi Covid 19 sekarang ini, Indscript membuat program-program khusus perempuan. Antara lain adalah live setiap pukul 07.00 WIB di komunitas Ibi-ibu Doyan Bisnis dan tentang dunia kepenulisan setiap pukul 16.00 WIB.

Tekad  dan Teh Indari menjadikan Indscript dan IIDN sebagai wadah pemberdayaan perempuan terus menyala. Penguatan branding dan perluasan jaringan terus dikembangkan. Berbekal teknologi, Indscript dan IIDN akan terus melaju menghadirkan program-program baru dengan ide-ide baru yang lebih fresh untuk membuat perempuan Indonesia terus berkembang dari masa ke masa.

Berikut ini adalah tiga hal mendasar yang bisa ditiru agar menjadi sosok tangguh yang selalu optimis, suka bekerja keras, dan berwawasan luas seperti Teh Indari Mastuti

1. Belajar tidak Kenal Lelah

Belajar membuat seseorang haus ilmu. Belajar sendiri, mengambil pelajaran dari kegagalan, berguru pada mentor adalah tambahan energi untuk bekal menjadi berdaya.

2. Terus Berinovasi

Pantang menyerah, tidak takut gagal, dan terus melakukan inovasi-inovasi baru adalah cara terbaik meningkatkan kemampuan diri. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, harus memiliki semangat untuk mencoba lagi dan lagi agar segera didapatkan potensi terbaik dalam diri, kemudian kembangkan.

3. Perkuat Hubungan Pertemanan

Memperkuat jaringan dan hubungan pertemanan merupakan cara efektif menjadi kuat. Lingkungan yang mendukung dan teman yang selalu memantik semangat membuat seseorang menjadi sosok tangguh.


Semoga Indscript dan IIDN di usianya kini dapat lebih memberi warna bagi liku-liku kehidupan perempuan, lebih luas lagi menjangkau perempuan seluruh lapisan masyarakat dan lebih kaya ide agar dapat menjadikan perempuan berdaya dan produktif, meskipun di rumah saja.


Tulisan ini disertakan dalam kompetisi blog ulang tahun Indscript Creative ke-13 dan ulang tahun IIDN ke-10

Review Buku: Tentang Kamu (Menguak Misteri Berbalut Kisah Cinta dan Pengorbanan, juga Besarnya Arti Sebuah Ikatan Persahabatan)

Sabtu, 25 April 2020


Judul : Tentang Kamu
No. ISBN : 978-602-08-2234-1
Penulis : Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Penerbit : Republika Penerbit
Jumlah Halaman : 524 hlm
Kategori : Fiksi, Drama, Historical Fiction, Romance

Blurb:

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu,

itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku.

Cinta memang tidak perlu ditemukan,

cintalah yang akan menemukan kita.

Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali,

aku tidak akan menangis karena sesuatu telah

berakhir, tapi aku akan tersenyum karena

sesuatu itu pernah terjadi.

Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi.

Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir.

Maka biarlah hidupku mengalir seperti

sungai kehidupan.


Saat karantina karena meluasnya sebaran COVID 19 sekarang ini, saat semua aktivitas harus dilakukan di rumah saja, saya teringat kembali dengan novel TERE LIYE ini. Buku setebal 524 halaman ini sukses membuat saya larut dalam keharuan bertubi-tubi. Bukan sekali, bahkan sudah tiga kali saya menamatkan buku tebal ini. Bukan. Bukan sekadar karena diksi yang memesona, tetapi nilai-nilai kehidupan  yang berhamburan hampir di setiap lembar novel ini sungguh memperkaya jiwa, menambah wawasan, dan menguatkan hati. 

Kisah-kisah yang mengalir manis dalam novel ini sesuai dengan kondisi lockdown yang kita hadapi sekarang. Novel ini mengupas tentang kesungguhan, tentang kerja keras, tentang kesabaran tak berbatas, tentang keteguhan hati, tentang kesetiaan, dan tentang besarnya arti sebuah pengorbanan.

Penggemar novel Tere Liye tentu tidak asing dengan gaya menulisnya yang "melompat-lompat." Pembaca dibuat tak bisa membaca sepotong-sepotong karena sering kali harus membaca urut dan lengkap bila ingin meraup makna  dalam novelnya. Demikian pula dalam novel Tentang Kamu ini. Kalau ingin memahami secara utuh, harus mau membaca urut dari awal sampai akhir. Tidak melompat-lompat. Nah, ini yang sulit buat saya. Gaya saya membaca adalah "melompat-lompat." Saya mulai dari membaca daftar isi, kemudian memilih bab yang saya suka. Ternyata cara ini sama sekali tidak berlaku saat membaca novel Tere Liye, juga beberapa novel lain. Membaca urut sebuah novel membantu saya memiliki pemahaman yang utuh dalam setiap karya. 

Novel Tere Liye yang satu ini membuat saya bingung mengelompokkan ke genre apa. Awalnya, kata-kata manis penuh cinta membuat saya mengira kalau novel ini bergenre romance. Namun, kisah yang menukik, meliuk-liuk, dan mengaduk-aduk  pembaca dengan alur maju mundur menjadikan karya yang satu ini pantas digolongkan berkategori drama dan fiksi histori.
Penulis dengan tegas menuliskan dalam baris-baris kalimatnya bagaimana kisah yang dulu sebagai dasar mengungkap misteri hari ini dengan sangat manis.

Adalah Zaman Zulkarnaen. Seorang warga negara Indonesia, sudah menetap di London sejak menyelesaikan kuliah master hukum di Oxford University. Takdir membawanya bergabung dengan Thompson  & Co, sebuah firma hukum kenamaan di London, setelah beberapa waktu sebelumnya laki-laki lajang itu mengirim aplikasi ke firma itu. Untuk mendapatkan posisi bergengsi di firma itu, Zaman ditugaskan untuk mengurai misteri tentang uang warisan berjumlah sangat fantastis milik seorang WNI seperti dirinya, yaitu Sri Ningsih.

Petualangan penuh kejutan dan misteri dimulai tepat setelah kasus itu dilimpahkan kepadanya. Menggunakan jet pribadi milik firma bergengsi itu, Zaman terbang menuju Indonesia menyusuri tempat-tempat di mana Sri Ningsih menetap sejak kecil hingga ajal menjemputnya. Mulai Pulau Bungin, sebuah pulau terpencil di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, kemudian Surakarta, Jawa Tengah, hingga Jakarta, Paris, dan London.

Kisahnya secara detail bisa dengan mudah ditemukan karena perempuan berdarah Jawa putri seorang nelayan tangguh ini sangat menyukai dunia literasi. Dia selalu menuliskan kisahnya dalam buku harian dengan lengkap. Mulai tanggal peristiwa, nama orang, nama tempat, hingga rincian kisahnya, semua ditulis dengan rapi. Hal inilah yang memudahkan Zaman mengurai satu demi satu teka-teki siapa ahli waris harta Sri Ningsih. 

Perjalanan hidup yang tidak mudah sejak masa anak-anak di Pulau Bungin, masa remaja bersama dua sahabatnya di Surakarta, hingga masa dewasanya di Jakarta, Paris dan London berakhir manis meski harus kehilangan banyak orang-orang yang dicintainya.

Berikut ini adalah kalimat-kalimat indah dalam novel Tentang Kamu.

1. Pekerjaan pengacara sepertinya selalu menuntut kecepatan. (hal 32)

2. Janji adalah janji. Setiap janji, sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan.( hal. 45)

3. Sejak kapan seorang pilot menebak teka-teki sebuah kalimat?  (hal. 50)

4. Jangan mudah menangis, jangan suka mengeluh. Kamu adalah anak seorang pelaut tangguh. Bersabarlah dalam setiap perkara. (hal. 95)

5. Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak pernah berprasangka walau setetes. (hal 206)

6. Jika kita gagal 1000 kali maka pastikan kita bangkit 1001 kali (hal. 210)




7. Kenapa orang mudah mengkhianati? Bukankah dalam hidup ini kejujuran itu penting? ( hal. 239)

8. Kerja keras tidak pernah mengkhianati. (hal. 262)

9. Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru. (hal. 278)




10. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. (hal. 286)

11. Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang. (hal. 415)

12. Kebencian memang bisa menjadi energi mengagumkan. (hal. 503)

Bagaimana perjalanan hidup Sri Ningsih yang penuh liku-liku itu hingga membuatnya memiliki warisan sejumlah 19 milliar? Siapa sajakah orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya? Bagaimana cara Sri Ningsih melalui masa-masa sulitnya? 

Review Buku: Tentang Kamu

Seperti menjadi kekhasan novel-novel Tere Liye, ending dalam novel ini tak tertebak. Seorang sahabat akhirnya menjadi orang yang paling dihindari dikupas hingga beberapa bab. Kisah kelam masa kecil ternyata membuat Sri memiliki mental tangguh menjadi sentral cerita dalam novel ini. 

Yang menarik, tulisan-tulisan tangan Sri kepada sahabatnya pada akhirnya menjadi petunjuk utama bagaimana Sri bekerja keras menjalani kehidupan. Surat dan diary Sri membuat pembaca tahu bagaimana karakter masing-masing tokoh. Tere  Liye dengan sangat lihai menerangkan detail banyak peristiwa melalui baris-baris panjang tulisan Sri. Dia secara tidak langsung menegaskan betapa pentingnya arti sebuah jejak literasi. Bagaimana akhirnya dari tulisan kita bisa mengetahui hal-hal penting apa yang dialami seseorang dalam hidupnya dan siapa saja orang yang berpengaruh dalam hidup seseorang.

Dalam novel ini, Tere Liye juga mendeskripsikan wilayah-wilayah di Indonesia sebagai latar belakang cerita dengan sangat baik. Begitu detail dan informatif. Pembaca dibuat mengagumi kekayaan alam Indonesia, juga keanekaragaman budayanya yang unik. 

Kesabaran, kesungguhan, dan kerja keras adalah poin penting yang dikedepankan dalam novel ini, selain tentang besarnya dampak kebencian pada hubungan persahabatan. Tere Liye menuliskan dengan sangat gamblang, bagaimana seorang anak nelayan dari pulau terpencil seperti Sri Ningsih bisa berangkat  ke Surakarta untuk belajar di pondok pesantren, bisa berdagang di Tanah Abang, bisa ke Paris, juga ke London. Bahkan, hingga saat tak lagi muda, dia masih aktif berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya dengan berkebun dan mengajar seni tari. Semua dilakukannya dengan penuh cinta. Hidup baginya adalah perjuangan. Kasih sayang dari orang-orang di sekitarnyalah yang memompa semangatnya untuk terus menebar kebaikan. Orang-orang itulah yang pada akhirnya mendapat bagian dari harta warisannya yang sangat banyak, yaitu 19 triliun. 

Pembaca novel ini tidak akan menduga, bahwa perjalanan panjang Zaman menemukan kejelasan tentang siapa ahli waris harta Sri Ningsih ternyata bermuara di sebuah tulisan dalam secarik kertas dalam sebuah kotak yang sejak awal sudah di tangan Zaman. Luar biasa. Sekali lagi, Tere Liye selalu sukses mengaduk emosi pembaca, seakan menyelami samudera makna kata tanpa batas.

Hanya saja, bagi Anda yang kurang suka cerita misteri, novel ini akan terkesan membosankan dan sulit tertebak alurnya. Kadang maju, kadang mundur, kadang maju mundur. Namun, penulis sekelas Tere Liye tentu tidak sulit mengemas fakta dalam cerita menjadi sajian yang realistis dan penuh kejutan. 

Penasaran dengan ceritanya secara rinci? Tentang bagaimana Tere Liye meramu kisah cinta dan perjuangan dalam kemasan misteri yang memikat? Bagi Anda yang belum pernah membaca novel ini, saya menyarankan segera memasukkan bacaan bergizi ini dalam daftar novel yang harus segera dibeli. Anda bisa mendapatkan di Gramedia, Toga Mas, atau toko-toko buku favorit di kota Anda. Semoga dengan membaca buku ini, kita lebih semangat menjalani hari-hari yang makin sulit ini dan lebih lapang dada menjalani kenyataan hidup.











Jenuh di Rumah Saja Saat Lockdown? Ini, Nih, yang Bisa Dilakukan Agar Kejenuhan dalam Keluarga tidak Berlarut-

Jumat, 24 April 2020



Pandemi Covid 19 sudah makin menjadi-jadi. Pemberitaan di banyak media tak jarang membuat dada sesak karena khawatir. Kendati demikian, kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sebaran virus yang sudah menelan banyak korban jiwa tidaklah sama. Ada yang serius menjauhkan diri dan keluarga dari bahaya tertularnya virus berbahaya ini, ada yang biasa-biasa saja, dalam arti tetap stay at home dan bermasker, dan ada juga yang kurang peduli alias tidak memperhatikan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja, cuci tangan, dan bermasker. Anda termasuk golongan yang mana? Apa pun yang dipilih, ada konsekuensi yang harus dihadapi. 

Merebaknya pemberitaan tentang jumlah korban membuat sebagian orang meningkatkan kewaspadaan. Mari kita lihat data berikut ini, yang disebarkan ke banyak grup WA oleh  Gugus Tugas Covid 19 Kota Surabaya. Data berikut adalah data tanggal 17 April 2020

1. ODP : 1658
2. PDP :  634
3. KONFIRMASI : 246
4. Orang Tanpa Gejala (OTG) : 572
5. Orang Dengan Resiko (ODR) : 4272
6. MENINGGAL : 24

Kondisi ini akan terus bergerak sementara 20 Rumah Sakit Rujukan di Surabaya dengan kapasitas Ruang terbatas yang juga menerima pasien dari luar Kota Surabaya. Padahal kalau semua ODR, OTG, ODP, PDP dan KONFIRMASI masuk Rumah sakit .... maka tidak akan mampu menampung seluruh pasien.

Sementara di luar sana masih banyak warga yang berkumpul dengan jarak dibawah 1m, tidak pakai masker, tidak cuci tangan. Dan berkeliaran di luar tanpa ada tujuan yang jelas. Seolah olah tidak terjadi apa apa. Padahal pandemi ini sudah menyebar dan mengancam kita tanpa ada gejala yang dapat dilihat dengan mata kita.

Langkah Utama penghentian virus ini adalah TINGGAL DI RUMAH (JAGA JARAK, PAKAI MASKER DAN CUCI TANGAN pakai sabun)...

Kedisiplinan warga mentatati Protokol Kesehatan adalah bantuan yang berharga bagi kami di lapangan.

Gugus Tugas Covid 19 Kota Surabaya


Saya dan keluarga bukan golongan yang terlalu takut pada wabah ini, tetapi juga bukan yang "nyantai" apalagi tidak peduli memperhatikan anjuran pemerintah. Namun, bila ada keperluan mendesak, kami masih keluar rumah untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Anjuran untuk di rumah saja sudah memasuki minggu keenam di Propinsi Jawa Timur. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa termasuk para ibu sudah mulai jenuh dengan situasi seperti saat ini. Padahal, sebagian ibu yang tidak bekerja di luar rumah atau full time mom, melakukan rutinitas yang sama dalam waktu lama mungkin sudah sangat terbiasa. Akan tetapi, situasi   jadi berbeda saat virus CORONA merebak sekarang ini. Anjuran pemerintah untuk melakukan semua aktivitas di rumah saja membuat para ibu memiliki tambahan tugas. 

1. Menemani anak mengerjakan tugas belajar online;
2. Mengatur jadwal kegiatan harian selama anak-anak di rumah agar tidak hanya bermain tanpa kenal waktu;
3. Menjaga asupan gizi agar nutrisi keluarga tercukupi dan daya tahan tubuh kuat;
4. Menyiapkan makanan tambahan agar lebih semangat mengerjakan tugas;
5. Membantu suami mengerjakan tugas/pekerjaan online (bila diperlukan);
5. Menjaga kebersihan rumah;
6. Menjaga kesehatan diri agar kuat menjalani rutinitas yang padat sehari-hari;
7. Menyisihkan waktu untuk hobi dan kesenangan ibu, seperti menulis, membaca, atau menjalin pertemanan agar tetap sehat lahir batin dan semangat.

Ketika anak-anak atau suami yang stres, kita berusaha mencari jalan keluar agar tidak berlarut-larut. Akan tetapi, bagaimana bila kita sebagai istri dan ibu yang stres? Kelelahan mental dan fisik tentu akan berpengaruh pada kesabaran dan daya pikir ibu. Padahal, keluarga sangat bergantung  pada ibu, pada perhatian dan ketulusan ibu yang selalu hadir saat seluruh anggota keluarga dilanda kejenuhan.

Bila hal itu terjadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Tidak mungkin kita me time sendiri sesuka hati melepas tanggung jawab. Tidak mungkin kita mengabaikan keluarga, sedangkan mereka sangat membutuhkan kita. Yang realistis, kita (terutama para ibu) harus mengatur langkah nyata, menata ulang semangat, menguatkan dan melapangkan hati, serta lebih optimis menatap masa depan.

Kita bisa melakukan 10 hal berikut ini untuk menjaga agar kejenuhan dalam keluarga tidak berlarut-larut

1. Perbanyak Ibadah

Sumber foto: Unsplash.com


Meyakini bahwa semua yang terjadi saat ini adalah takdir yang harus dijalani sesungguhnya bisa menambah kekuatan dalam diri. Memperbanyak ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnah tidak saja menambah daftar kegiatan positif, tetapi juga mengurangi kecemasan dan kekhawatiran. Situasi tak menentu saat ini, saat melakukan banyak hal dan banyak kegiatan terhalang, kita dituntut lebih sabar dan lapang dada. Tidak ada jalan lain selain menerima kenyataan dan mencari jalan keluar agar roda kehidupan tetap berjalan. Berhemat dan mencari celah/ kesempatan mendapatkan tambahan penghasilan, adalah cara cerdas menghadapi situasi saat ini. Tetap tegar dan terus bersabar adalah kuncinya. 

2. Variasikan Jadwal


Sumber foto: 123rf.com


Jadwal yang itu-itu saja tentu membosankan. Siapa, sih, yang tahan dengan situasi yang sama terus menerus dalam waktu yang lama? Jujur saja, kejenuhan kadang membuat seseorang tidak kreatif, tidak lagi kritis, bahkan lemah. Akan tetapi, kita tidak bisa mengubah keadaan, bukan? Yang bisa adalah mengubah cara pandang dalam menghadapinya. Seberapa kreatif kita mengkreasikan agar tetap semangat melakukan kegiatan yang sama dengan orang yang sama dalam waktu lama. Salah satunya adalah membuat variasi jadwal. Ada yang ditambah, ada yang dikurangi atau dihilangkan, ada yang ganti waktu, dan ada pula yang divariasikan bentuknya. Semua bisa didiskusikan dengan anggota keluarga.

3. Tegas, tetapi Tidak Memaksa terhadap Anak

Sumber foto: Unsplash.com

Membiarkan anak lepas kendali dan tidak ada keteraturan dalam beraktivitas akan membuat anak terbiasa tidak disiplin. Jangan katakan berat. Memang tidak mudah membiasakan anak dengan rutinitas baru. Tidak sekolah bukan berarti bisa semaunya sepanjang waktu. Jangan dikira setelah menyetorkan tugas online, mereka bisa leluasa bermain tanpa kenal waktu. Big no! Kalau itu terjadi, siap-siap saja. Kita akan memiliki generasi pemalas dan berdaya juang rendah. Tak perlu memaksa melakukan ini itu dengan cara begini begitu dalam waktu sekian-sekian. Ah ... kita akan lelah. Cukup tegas, membuat rambu-rambu, memberi peringatan bila melanggar, dan hukuman yang tidak memberatkan bila pelanggaran berulang

Baca juga:

6 Trik Mudah Agar Anak Tidak Malas Belajar


4. Ajarkan Anak Mandiri Mengerjakan Tugas Online



Sumber foto: Unsplash.com


Tugas online yang rutin harus dikerjakan setiap hari seharusnya membuat anak tidak saja belajar mandiri, tetapi juga disiplin dan jujur. Hasil yang dicapai setiap harinya dalam pembelajaran online sebaiknya merupakan hasil kerja keras anak. Dengan demikian, baik orang tua maupun pihak sekolah dapat dengan mudah memantau perkembangan belajar anak. Nah ... apa jadinya bila tiap hari anak dibantu ayah atau ibunya menyetorkan tugas? Yang jelas, tugas orang tua, biasanya ibu, jadi bertambah, kan? Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk tugas atau rutinitas ibu jadi terpangkas karena harus membantu anak mengerjakan tugas online. Berbeda jika orang tua cukup mengoreksi saja. Waktu yang dialokasikan untuk membantu anak tentu jauh berkurang, terlebih bila ada lebih dari satu anak yang dibantu.

Baca juga:

8 Tips Mudah Melatih Kemandirian Anak


5. Cari Kegiatan yang Baik dan Bermanfaat di Rumah Sebanyak-banyaknya



Sumber foto: 123rf.com



Daripada menyesali keadaan, lebih baik berpikir lebih keras bagaimana caranya bisa produktif. Syukur seandainya bisa memanfaatkan waktu di rumah untuk menambah penghasilan. Bila tidak, bisa melakukan hal-hal positif lain, baik bersama suami, anak, atau sendiri saja. Banyak kegiatan yang bisa dipilih, misalnya menata ulang perabot rumah, mendesain ulang kamar tidur, berkebun, beternak, menyulam, menulis, membaca, menklipping koran/majalah, membuat kue, mencoba resep-resep masakan baru, atau apa saja yang positif. Yang pasti, jangan biarkan tubuh mager alias malas gerak. 

6. Luangkan Sedikit Waktu untuk Me Time

Sumber foto: 123rf.com


Kesibukan yang bertambah sebulan terakhir karena anjuran bekerja dan belajar di rumah saja membuat ibu perlu meluangkan waktu sekedar untuk menyegarkan pikiran. Jangan pikirkan me time ke gunung, ke pantai, ke mal, atau pergi ke mana saja untuk mendapatkan situasi yang berbeda. Sekadar membaca buku favorit, menulis artikel, menulis diary, makan makanan kegemaran, atau sesaat menyapa teman di grup WA, adalah aktivitas sekilas yang bisa menjadi refreshing. Tentu dengan tetap memperhatikan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Aktivitas yang monoton memang rentan mendatangkan stress. Sedangkan menjaga kewarasan agar tetap sehat lahir batin adalah keharusan bagi para ibu. 

7. Seimbangkan Antara Makan, Istirahat, dan Menemani Keluarga


Sumber foto: 123rf.com

Aktivitas yang terlalu padat kerap mengakibatkan kejenuhan yang berdampak buruk bagi kesehatan jiwa. Terlebih lagi, bila tidak diimbangi dengan makan dan istirahat yang cukup. Lelah lahir batin yang mendera bisa berimbas pada hubungan keluarga, baik dengan suami maupun dengan anak. Oleh karena itu, tubuh harus cukup makan dan istirahat agar bisa kerja keras lebih lama dengan hasil optimal.

8. Tentukan Skala Prioritas

Sumber foto: 123rf.com



Bertumpuknya tugas harian terus menerus membuat kita kadang bingung memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting. Apa jadinya bila keadaan ini berlangsung lama? Bisa jadi malah aktivitas yang penting tidak terselesaikan dengan baik. Memilah dan memilih agar sesuai dengan kebutuhan pada akhirnya akan membuat kita lebih rileks. Hal ini karena kita lebih bisa memperhitungkan kemampuan dengan banyaknya tugas yang harus segera diselesaikan.

9. Perkuat Ikatan Batin Antaranggota Keluarga

Dok. Pri



Karena setiap hari berjumpa dan  berinteraksi hampir sepanjang waktu, potensi konflik menjadi lebih tinggi. Terkadang, masing-masing ingin menjalankan keinginannya sendiri. Bahkan, tidak jarang mengedepankan ego. Ibu harus bisa menjadi yang terdepan mendamaikan situasi. Bila ada kesalahpahaman, bijak mengambil sikap. Bila ada perseteruan, sigap menentukan jalan keluar terbaik. Kebersamaan seharusnya menjadi cara terbaik saling memahami karakter masing-masing anggota keluarga.

10. Jalin Lebih Erat Hubungan Pertemanan

Sumber foto: 123rf.com



Saat masa sulit bertemu sekarang ini, menjalin hubungan pertemanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Saling menguatkan, saling bertukar info, dan saling menolong bila ada teman yang kesulitan adalah hal positif yang sayang bila dilewatkan. Masa karantina bukan berarti mengurung diri dan menjauh dari lingkungan. Tetap aktif di dunia maya bisa membuat hari-hari kita tidak sepi dan lebih semangat.

Nah, itulah yang bisa dilakukan untuk menjaga agar kejenuhan bekerja dan belajar di rumah  tidak berlarut-larut. Jangan biarkan sikap pesimis dan malas menguasai pikiran. Melakukan aktivitas yang bermanfaat juga bisa di rumah saja, kan? Yang penting, kita tetap waspada. Apakah Anda juga mempunyai cara bagaimana agar kejenuhan dalam keluarga tidak berlarut-larut? Ceritakan di kolom komentar, ya ....









Ketika Harus Serumah Dengan Orang Tua Setelah Menikah

Jumat, 10 April 2020


Apa enaknya hidup serumah dengan orang tua atau mertua?

Sebagian dari kita mungkin kerap mendengar pertanyaan itu dilontarkan kepada pasangan suami istri yang telah menikah. Entah mengapa, saya mendengar pernyataan itu semacam olok-olok terang-terangan yang disampaikan secara halus. Kadang, bisa juga sebagai candaan belaka. Biasanya, perempuan akan lebih sensitif menanggapi pertanyaan itu dibanding laki-laki. Maklum saja, sebagian perempuan memang sangat peduli dengan penilaian atau kata-kata orang lain. Sekali lagi, sebagian. Meskipun tidak semua perempuan seperti itu, setidaknya hal ini karena perempuan yang punya perasaan lebih peka dibanding laki-laki yang lebih banyak menggunakan logika.

Memiliki kekuasaan di rumah sendiri adalah salah satu alasan mengapa sebagian besar pasangan mendambakan tinggal di rumah sendiri dan tidak serumah dengan orang tua atau mertua. Selain itu, berbagai manfaat bisa diperoleh dengan tinggal terpisah dari orang tua atau mertua. Paling tidak ada 4 manfaat, yaitu:

1. Bebas


Sumber foto: Unsplash


Kebebasan di rumah sendiri tentu berbeda dengan di rumah orang tua atau mertua. Segala sesuatunya bisa diatur sesuai kesepakatan berdua, tanpa campur tangan orang tua. Dalam segala segi kehidupan, mulai menata rumah, mengatur keuangan, dan mengambil keputusan penting bisa dilakukan dengan bebas.

2. Mandiri


Sumber foto: Unspash


Tidak mengandalkan mertua dan mandiri adalah poin penting dari tinggal di rumah sendiri dan terpisah dengan orang tua. Setiap masalah, setiap ujian, dan cobaan akan makin merekatkan hubungan suami istri. Beda jika misalnya menghadapi masalah yang sama di rumah orang tua, terlebih ada saudara pula di sana.

Kemandirian bisa tergerus perlahan, kemudian lenyap karena keluarga besar turut campur. Bila turut campurnya berupa saran yang konstruktif tentu bisa jadi pilihan solusi. Namun, bila turut campur hanya dengan usil dan melontarkan kata-kata menyakitkan hati, tentu akan makin memperkeruh suasana.

3. Termotivasi untuk Kerja Keras

Sumber foto: Unsplash


Karena semua dilakukan berdua dan terpisah dengan orang tua,  lebih tertantang untuk kerja keras dan lebih mengembangkan diri. Pikiran pun lebih luas dan keinginan meningkatkan kualitas hidup relatif lebih besar.

4. Masalah Hanya tentang Berdua

Sumber foto: Unsplash


Bila serumah dengan orang tua akan membuat pasangan berada dalam posisi sulit. Masalah jadi lebih komplek. Selain itu, jika ada  masalah yang terjadi di rumah, jadi terimbas dan ikut terlibat memikirkan jalan keluarnya. Apabila tinggal terpisah, masalah hanya tentang berdua saja. Kalaupun memikirkan masalah keluarga, tidak seperti bila tinggal serumah.

Sebenarnya, setiap pasangan pasti bisa mengupayakan tinggal terpisah dengan orang tua. Bila belum mampu membeli rumah, bisa kost atau kontrak yang harganya disesuaikan kemampuan.  Tinggal serumah dengan orang tua tidak jarang menimbulkan rasa iri di hati saudara lain yang tidak serumah. Padahal, beberapa kondisi mengharuskan sebagian pasangan tinggal di rumah orang tua, seperti:

1. Orang tua sudah sangat tua dan sakit-sakitan;
2. Orang tua meminta karena tidak ingin sendiri;
3. Salah satu pasangan adalah anak tunggal;
4. Orang tua dalam bahaya.

Hidup bahagia adalah harapan setiap pasangan dalam berumah tangga. Kesiapan menghadapi segala situasi berpengaruh besar pada ketahanan diri. Berbagai masalah rumah tangga datang silih berganti, baik yang berhubungan dengan pasangan, maupun dengan anak. Sudah selayaknya setiap diri belajar tegar menghadapi setiap masalah yang muncul.

Masalah dalam berumah tangga makin terasa kompleks, bila ada pihak ketiga, misalnya orang tua. Keterlibatan orang tua dalam keluarga bisa bermanfaat bila tindakan dan ucapan mereka konstruktif. Namun, bisa menambah keruwetan bila tindakan dan ucapan mereka destruktif.

Terlebih lagi, bila harus tinggal serumah dengan orang tua. Memang semestinya setiap pasangan punya tempat tinggal sendiri. Visi hidup, gaya hidup, dan pola pikir orang tua sering kali  berbeda dengan anak karena memang beda generasi. Akan tetapi, karena suatu alasan dan keadaan tertentu, kadang mengharuskan kita tinggal serumah dengan mereka.

Bagaimana bila harus tinggal serumah dengan mereka? Mari kita perhatikan hal-hal berikut.

1. Ketentuan Allah

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menghadirkan rasa ikhlas dalam hati dan menerima  kenyataan harus tinggal dengan orang tua adalah ketentuan Allah. Keikhlasan adalah modal utama sekaligus kekuatan kita menghadapi orang tua yang memang gampang-gampang susah.Tidak sedikit yang mengakui bahwa sebagian orang tua seperti kembali seperti anak-anak saat sudah makin tua. Belum lagi egonya yang kadang tinggi, mau menang sendiri, dan menuntut selalu dihormati dan dianggap benar.

2. Sarana Meraih Pahala

Jadikan hari-hari membersamai orang tua adalah sarana meraih pahala. Bukankah tidak semua orang berkesempatan memiliki banyak waktu dengan orang tua, terutama ketika mereka berusia lanjut? Bersyukurlah bila masih diberi kesempatan membersamai orang tua. Kebijaksanaannya, cara mereka mengambil keputusan, cara menyayangi dengan tulus, adalah sisi positif yang bisa diambil saat tinggal serumah dengan mereka.

3. Bersabar dalam Segala Kondisi.

Tinggal serumah dengan orang tua membuat suami istri dihadapkan pada kondisi yang tidak menentu. Kadang menyenangkan, kadang pula tidak menyenangkan. Setiap pasangan dituntut untuk selalu bersabar, terutama bila orang tua cerewet dan menyakitkan hati. Bersabar adalah cara termanis membuat hati orang tua luluh, meskipun harus melalui banyak rintangan terlebih dahulu.

4. Berlapang Dada dan Mengambil Hikmah

Setiap situasi tentu mengandung hikmah. Tinggal serumah dengan orang tua mengharuskan kita selalu berlapang dada dan terus belajar mengendalikan emosi. Potensi konflik akan terus ada sepanjang waktu, tergantung bagaimana menghadapinya. Bila hati lapang dan maklum, akan lebih ringan menjalani hari-hari. Serahkan semua kepada Sang Pemilik Hati. Kepada-Nyalah berserah dan memohon agar orang tua dilembutkan hatinya.

5. Tegas Membentengi Anak-anak

Bersikap tegas terhadap anak-anak agar tidak mendapat akibat yang kurang baik karena tindakan dan ucapan kakek dan nenek mereka sangat perlu dilakukan. Hal ini penting, karena sering kali suami istri berbeda pola pikir dengan orang tua dan mertua. Nilai-nilai kehidupan dan standar baik-buruk tidak selalu sama. Anak-anak sebaiknya dalam kendali kedua orang tuanya. Nilai-nilai penting yang mengandung kebaikan dalam pengasuhan harus dirasakan anak melalui orang tuanya.

6. Menyampaikan Kebenaran dan Kebaikan dengan Cara yang Tepat.




Orang tua sering kali mudah tersinggung dan sulit menerima perbedaan. Tak perlu ragu menyampaikan kebenaran apa pun risikonya. Sampaikan dengan santun dan penuh hormat. Berikan argumen dengan penuh kasih sayang bila membantah. Harus memiliki kesabaran ekstra menghadapi orang tua, sepahit apa pun perkataan mereka.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, semoga tinggal serumah dengan orang tua menambah barokah dalam rumah tangga. Tidak perlu iri dengan mereka di luar sana yang bisa dengan mudah hidup mandiri tanpa orang tua. Situasi dan kondisi setiap orang tidak selalu sama, bukan?

Sebaiknya orang tua diminta untuk menjelaskan kepada anak-anak yang lain mengapa salah satu dari mereka diminta tinggal serumah. Hal ini penting agar rasa iri itu tidak berkembang dan mengganggu hubungan persaudaraan. Bila masih ada rasa iri, bersabarlah. Waktu akan pelan-pelan mengubah  mereka.

Berbahagialah karena masih diberikan Allah kesempatan menemani orang tua saat mereka melemah dan makin tak berdaya. Belajarlah meluaskan hati bila ucapan mereka menusuk hati. Rida Allah ada pada rida orang tua.

Review Buku: 365 Hariku Bersama Ananda. Terapi Mandiri pada Anak dengan Gangguan Selective Mutism

Rabu, 08 April 2020



Menanti kehadiran buah hati adalah hal menakjubkan dalam perjalanan hidup hampir setiap pasangan suami istri. Apakah Anda juga demikian? Kalau ya, Anda tidak sendiri. Jutaan pasangan menikah menanti buah hati dengan debar tak biasa. Melangitkan doa dengan hati yang dilingkupi kepasrahan. Sungguh suatu karunia yang besar saat Allah akhirnya menitipkan amanah berupa kelahiran buah hati.

Hal menakjubkan berikutnya adalah menemani tumbuh kembang anak. Setiap jengkal, setiap inci peningkatan kemampuan anak adalah kebahagiaan. Terlebih lagi, bila pasangan suami istri memahami konsep syukur dan mengaplikasikannya secara tepat dalam kehidupan berumah tangga. Mereka tidak mudah kecewa bila mendapati anak terlahir "berbeda." Tidak buru-buru menangis saat melihat anak memiliki "kekurangan," tetapi justru membuat hari-hari orang tuanya lebih berwarna, lebih semangat meningkatkan kemampuan anak, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Buku berwarna ceria yang ditulis oleh Sitatur Rohmah ini bisa menjadi salah satu bekal para orang tua menjalani hari-hari dengan anak yang "berbeda." Bagaimana caranya? Bukan dengan membanding-bandingkan dengan teman sebaya atau saudaranya, bukan dengan membuatnya merasa "tersisih," tetapi justru membuatnya merasa diterima dan diakui keberadaannya seperti halnya anak-anak yang lain.

Penulis asal Solo ini mengupas tuntas tentang aktivitasnya membersamai sang buah hati yang mengalami Selective Mutism, yaitu suatu gangguan kecemasan yang membuat anak fobia bicara atau memilih mode "mute" (diam) di lingkungan yang membuatnya tidak nyaman. Sebuah gangguan tumbuh kembang yang jika diabaikan akan berdampak buruk di masa depan. Lantaran kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi merupakan salah satu bentuk kemampuan penting di masa tumbuh kembang anak-anak maka segera mengatasinya adalah langkah tepat dan bijak.

Blurb | 365 Hariku Bersama Ananda

Apakah buah hati Anda mengalami kondisi cenderung pendiam, pemalu atau sulit berkomunikasi jika berada di luar rumah dan sebaliknya menjadi cerewet atau terbuka ketika berada di rumah atau lingkungan yang sudah dikenalnya?

Jika kondisi tersebut berjalan dalam waktu lama, tak ada salahnya jika kita mewaspadai bahwa mereka mengalami gangguan selective mutism. Apa itu selective mutism? Sejauh mana gangguan tersebut berbahaya dan memengaruhi tumbuh kembang anak?

Menyimak kisah dalam buku ini akan membawa kita belajar dan memahami bagaimana menghadapi anak dengan gangguan selective mutism. Buku ini memaparkan perjuangan seorang ibu membersamai buah hati dengan selective mutism melalui pola asuh, pendekatan dan pendampingan yang tepat secara mandiri.

Dengan mencari rujukan, menelaah, mengkaji, memodifikasi serta menerapkan pola asuh dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan karakter si anak, dalam kurun 365 hari, anak mengalami perubahan yang signifikan ke arah positif.

Data Buku: 365 Hariku Bersama Ananda

Judul: 365 Hariku Bersama Ananda, Terapi Mandiri pada Anak dengan Gangguan Selective Mutism

Penulis : Sitatur Rohmah

Editor : A. Mellyora

Desain Sampul: Wendy TAJ

Ilustrator: Bayu Aryo D

Penata Letak isi: Tofa

Proofreader: Cahyadi H. Prabowo

ISBN : 978-623-7506-10-2

xiv, 146 hlm, 21 cm

Cetakan 1- Solo, Desember 2019
Penerbit: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai

Kategori: Parenting


Harga: Rp 50.000,-

Tentang Penulis

Sitatur Rohmah, seorang ibu rumah tangga penuh waktu dengan dua putri dan dua putra. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret tersebut lebih memilih bekerja di dunia radio. Tak kurang dari 15  tahun ia meniti karir di dunia kepenyiaran, mulai sebagai penyiar, (broadcaster), reporter, programmer siaran, hingga terakhir manager siaran, sebelum akhirnya resign dan fokus mengurus keluarga.

Dunia literasi mulai dilirik sekitar bulan Juli 2018 saat anak bungsunya mulai masuk ke bangku sekolah dasar. Dengan niat memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, ia mulai mengikuti kelas kepenulisan secara online. Pilihan jatuh pada tulisan nonfiksi dengan kekhususan menulis artikel bertema parenting dan lifestyle. Tulisannya dalam bentuk artikel sudah banyak dimuat, baik di media online maupun media cetak.

Karya literasinya berupa buku antologi bersama anggota komunitas penulis, antara lain Dawai Kata Hati (Kumpulan Prosa Liris)-JA-Publishing, 2018, Rihlah to Jannah (Kumpulan Cerita Inspiratif), Pejuang Literasi-2019, Bukan Kartini Terakhir (Kumpulan Cerita Inspiratif tema Kartini Era Milenial)-Dandelion Publisher, dan beberapa buku antologi yang masih dalam proses cetak.

Salah satu prestasi yang ditorehnya di dunia literasi adalah memenangi Lomba Menulis Artikel yang diselenggarakan oleh Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhid, pada bulan Mei 2019 sebagai juara 1.

Review Buku:  365 Hariku Bersama Ananda. Terapi  Mandiri pada Anak dengan Gangguan Selective Mutism

Buku bernuansa pink yang nyaman dibaca ini tebalnya 146 halaman.  Sebagai buku parenting yang mengajak pembaca menerima sepenuhnya kondisi anak dengan gangguan selective mutism, penulis sukses mengulas secara rinci bagaimana sebaiknya orang tua mengambil langkah bijak.

Disusun rapi dalam tiga bab, yaitu
Bab 1: Menyadari dan Menerima 
Bab 2: Membersamai dan Melompat Bersama
Bab 3: Melangkah Optimis dengan Anak Selective Mutism

Pada bab 1, penulis secara rinci membuat pembaca paham dengan istilah selective mutism, salah satunya dengan menandaskan bahwa selective mutism bukanlah gangguan komunikasi. Selain itu, gangguan itu tidak muncul bersamaan dengan gangguan perkembangan, skizofrenia, atau gangguan psikosis yang lain. (hal.5)

Kebiasaan masa kecil, terutama masa balita akan sangat berpengaruh pada kebiasaan saat dewasa kelak. Itulah sebabnya, jika ada kebiasaan yang kurang pas, harus diperbaiki atau diubah supaya anak menemukan pola yang tepat. (hal. 6)

Lebih lanjut penulis menjelaskan perlunya keteraturan jadwal dalam keseharian anak, mulai tidur, bermain, berinteraksi dengan keluarga, hingga tidur lagi. Bila anak memiliki pola yang tepat dan kebiasaan baik yang diterapkan orang tua di rumah, kemungkinan anak mengalami selective mutism bisa dicegah.

Namun, bila hal itu tidak dilakukan orang tua, dan anak telanjur mengalami kesulitan berkomunikasi jika berada di luar rumah, tetapi menjadi cerewet ketika di dalam rumah atau di lingkungan yang dikenalnya, orang tua perlu melakukan upaya serius agar kondisi itu tidak berlanjut.

Pada bab 2, penulis menegaskan bahwa secara umum, yang dibutuhkan anak dengan selective mutism adalah penerimaan terhadap dirinya secara utuh, termasuk kekurangannya. (hal. 22).

Penulis menceritakan beberapa situasi yang membuat anak sedih, bahagia, takut, marah, bermacam rasa lain dan korelasinya dengan rasa percaya diri anak. Hingga akhirnya dapat ditunjukkan bahwa rasa percaya diri menjadi modal utama untuk menghalau ketakutan berbicara (hal. 22).

Berbagai langkah membersamai anak ditunjukkan dengan manis oleh penulis. Yang terpenting adalah menghindari lima hal dalam menghadapi anak dengan selective mutism dan kapan membutuhkan bantuan tenaga profesional.

Pada bab 3 atau bab terakhir, yaitu melangkah optimis dengan anak selective mutism. Penulis kembali menegaskan mengajak pembaca untuk mengakui bahwa setiap anak adalah istimewa. Tiap anak dikaruniai kelebihan dan kekurangan yang masing-masing tentu tidak sama. Itulah sebabnya, mereka harus diterima apa adanya. Bila menemukan kekurangan, bukannya panik, tetapi harus cepat dan tanggap, serta mengambil langkah cepat untuk memperbaiki.

Anak dengan selective mutism memerlukan penanganan khusus, perlakuan khusus, dan teknis khusus pula (hal. 120). Orang tua sangat perlu menggali sebanyak-banyaknya informasi mengenai gangguan yang satu ini agar melangkah cepat untuk memperbaiki.


Baca juga:

4 Hal yang Membuat Anak Unik dan Berbeda

Apakah buku 365 Hariku Bersama Ananda ini layak dibaca?

Tentu.

Buku dengan soft cover ini sangat layak dibaca oleh orang tua, guru, maupun pemerhati masalah parenting. Tulisan demi tulisan dalam tiap bab adalah based on  true  story. Mengupas langkah-langkah menemukan kekurangan dan memperbaikinya sebelum semuanya terlambat. Quote-quote pembangun jiwa yang bertebaran dalam buku ini begitu inspiratif dan membuat pembaca makin memahami pentingnya mengamati anak, menemukan kekurangan dan kelebihannya, serta  bersegera merancang penanganan terbaik.

Pengalaman orang tua lain,  paparan dan penjelasan dokter, dan deretan data dari sumber terpercaya membuat buku ini sarat info bergizi yang sayang bila dilewatkan.

Kekurangan

Tak ada gading yang tak retak. Hampir tidak ada buku yang sempurna, demikian juga buku ini. Saya tidak mendapati penulis menunjukkan periode waktu dalam menangani ananda yang diketahui mengalami gangguan.

Dalam benak saya saat membaca judul buku ini, penulis memaparkan upaya-upaya terapi mandiri dengan menunjukkan langkah konkret dari waktu ke waktu selama 365 hari. Misalnya 100 hari pertama, hal yang dilakukan apa, 100 hari kedua langkah apa yang ditempuh, dan sisa hari menunjukkan upaya apa saja. Nyatanya, penulis tidak melakukan hal ini sehingga saya akhirnya menganggap kata "365 hari" itu hanya kiasan yang bermakna bahwa upaya yang dilakukan orang tua membersamai ananda dilakukan sepanjang waktu, sepanjang tahun, dan terus menerus tanpa kenal lelah.

Selain itu, saya juga tidak mendapati keterlibatan saudara, baik saudara kandung ataupun sepupu mengatasi gangguan ananda. Apakah hubungan dengan saudara berpengaruh pada proses penyembuhan? Hal ini tidak dijelaskan. Saya mengibaratkan dalam menghadapi anak saya sendiri yang mengalami speech delay dan kerusakan syaraf motorik halus. Keterlibatan saudara kandung berpengaruh sangat besar pada upaya terapi. Penerimaan dan dukungan saudara kandung menambah semangat belajar anak saya. Tidak ada olok-olok, perlakuan sama, kesempatan dan kepercayaan yang sama membuatnya merasa lebih berarti dan tidak minder karena "keterbatasannya."

Simpel, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami adalah kesan yang didapat setelah menyelami makna lembar demi lembar dalam buku ini. Sajian data yang akurat membuat kalimat demi kalimat dalam buku ini menjadi semacam pelecut semangat bagi para orang tua agar lebih intens memperhatikan tumbuh kembang buah hati. Bahwa kebutuhan mereka tidak cukup sekadar terpenuhi sandang, pangan, dan papan semata, tetapi juga perhatian tulus, penerimaan dan kepercayaan, serta dorongan untuk tidak putua asa menjalani hari-hari bagaimana pun kondisinya.

Penasaran bagaimana langkah detail penulis melakukan terapi mandiri kepada buah hatinya? Jangan ragu mendekap buku ini. Pelajaran sederhana dari kisah keseharian yang dikemas manis dalam buku ini memiliki makna yang tidak sederhana. Anda akan dibuat makin bersyukur atas kehadiran buah hati dan tidak lagi merasa berkecil hati bila menemukan "kekurangan."

Anda bisa segera mendapatkan buku ini di toko-toko buku ternama di kota Anda. Bisa pula menghubungi langsung di nomor WA Penulis: 085105016441